Pamekasan – Kegiatan Sekolah Lapang Gempa bumi dan Tsunami (SLG) yang digelar di Kabupaten Pamekasan, Madura, mendapat perhatian dan apresiasi dari anggota Komisi V DPR RI Dapil Jawa Timur XI, H. Syafiuddin.
Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut, kegiatan edukatif seperti SLG sangat penting untuk terus dilaksanakan sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana bagi masyarakat, utamanya para nelayan pesisir.
Sekolah lapang yang membahas tentang kesiapsiagaan bencana harus menjadi agenda berkelanjutan, hal itu sebagai upaya edukasi kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam di wilayahnya.
“kegiatan ini perlu terus ditingkatkan, agar masyarakat juga dapat memahaminya serta untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,”ungkapnya, Selasa (30/9/2025).
Syafiuddin mengapresiasi pelaksanaan SLG yang secara rutin digelar setiap tahun di empat kabupaten di Madura, yakni Bangkalan, Sampang, Sumenep, dan Pamekasan. Apalagi di tahun 2025 ini saja, kegiatan tersebut telah dilaksanakan dua kali.
“Tahun ini kegiatan tersebut sudah dilaksanakan dua kali, bulan lalu di Bangkalan, sedangkan di Pamekasan di bulan ini,” tambahnya.
Tak hanya sebagai langkah mitigasi, Syafiuddin menyebut bahwa Sekolah Lapang juga dapat memberikan manfaat tambahan bagi para nelayan, khususnya dalam meningkatkan hasil tangkapan ikan.
Ia mendorong para nelayan memanfaatkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk menentukan titik-titik ikan di laut, bukan hanya mengandalkan naluri atau kearifan lokal semata.
“Selain untuk mitigasi bencana, kita juga dapat jadikan SLG sebagai acuan bagi nelayan. Mereka harus tahu titik-titik ikan melalui data BMKG, tidak hanya mengandalkan naluri,” tegasnya.
Meski jumlah peserta Sekolah Lapang tergolong terbatas, Syafiuddin berharap ilmu yang didapatkan dalam pelatihan ini bisa disebarluaskan kepada masyarakat luas, agar manfaatnya semakin terasa dan berdampak langsung di lapangan. (farid/rosyi)
 
 








 
									 
 













